Kesedihan Yang Mematikan Kesendirian tak hanya berbuah kesedihan. Hasil penelitian terbaru mengungkap bahwa kesendirian bisa memacu penyakit kronis hingga memicu kematian lebih cepat.
John Cacioppo dari University of Chicago melakukan penelitian tentang efek biologis kesendirian. Ia memaparkan hasil penelitiannya di ajang Social Psychology and Perception Meeting di San Diego, Februari lalu.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Cacioppo mengungkapkan bahwa kesendirian bisa berdampak pada pengerasan arteri, memicu tekanan darah tinggi, pembengkakan tubuh dan masalah ingatan.
Cacioppo juga menganalisis perubahan sistem kekebalan tubuh pada orang yang diisolasi. Spesifiknya, peneliti meneliti ekspresi gen tertentu pada pribadi yang mengalami kesendirian.
Ilmuwan menemukan bahwa gen yang terkait pembengkakan dan aktivasi sistem kekebalan siekspresikan berlebihan. Sementara, gen lain yang terkait kkebalan virus dan produksi antibodi kurang diekspresikan.
Ditemukan pula bahwa sistem kekebalan tubuh pribadi yang mengalami kesendirian cenderung fokus menyerang bakteri. Akibatnya, pribadi ini lebih rentan pada serangan virus serta penyakit yang terkait.
Pada tingkat hormonal, kesendirian merangsang sekresi hormon kortisol, kesendiriang menimbulkan tekanan darah tinggi serta menyebabkan serangan jantung. Kesendirian juga mengurangi kualitas tidur.
"Kesendirian bisa menimbulkan hiperreaktifitas pada perilaku buruk orang lain, jadi orang yang kesepian melihat perlakuan itu lebih dalam. Ini membuatnya jatuh lebih dalam pada perasaan kesepian," kata Cacioppo seperti dikutip Livescience, Jumat (2/3/2012).
Pada pribadi yang mengalami kesendirian atau kesepian, Cacioppo mengatakan bahwa upaya terbaik adalah adalah melatih kemampuan sosial tertentu sehingga melihat dunia lebih positif serta memupuk kemauan untuk berbagi.
John Cacioppo dari University of Chicago melakukan penelitian tentang efek biologis kesendirian. Ia memaparkan hasil penelitiannya di ajang Social Psychology and Perception Meeting di San Diego, Februari lalu.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Cacioppo mengungkapkan bahwa kesendirian bisa berdampak pada pengerasan arteri, memicu tekanan darah tinggi, pembengkakan tubuh dan masalah ingatan.
Cacioppo juga menganalisis perubahan sistem kekebalan tubuh pada orang yang diisolasi. Spesifiknya, peneliti meneliti ekspresi gen tertentu pada pribadi yang mengalami kesendirian.
Ilmuwan menemukan bahwa gen yang terkait pembengkakan dan aktivasi sistem kekebalan siekspresikan berlebihan. Sementara, gen lain yang terkait kkebalan virus dan produksi antibodi kurang diekspresikan.
Ditemukan pula bahwa sistem kekebalan tubuh pribadi yang mengalami kesendirian cenderung fokus menyerang bakteri. Akibatnya, pribadi ini lebih rentan pada serangan virus serta penyakit yang terkait.
Pada tingkat hormonal, kesendirian merangsang sekresi hormon kortisol, kesendiriang menimbulkan tekanan darah tinggi serta menyebabkan serangan jantung. Kesendirian juga mengurangi kualitas tidur.
"Kesendirian bisa menimbulkan hiperreaktifitas pada perilaku buruk orang lain, jadi orang yang kesepian melihat perlakuan itu lebih dalam. Ini membuatnya jatuh lebih dalam pada perasaan kesepian," kata Cacioppo seperti dikutip Livescience, Jumat (2/3/2012).
Pada pribadi yang mengalami kesendirian atau kesepian, Cacioppo mengatakan bahwa upaya terbaik adalah adalah melatih kemampuan sosial tertentu sehingga melihat dunia lebih positif serta memupuk kemauan untuk berbagi.
05.40 | 0
komentar | Read More